Rensing, www.smabirrulnwrensing.sch.id --- SMA Birrul Walidain NWDI Rensing termasuk salah satu sekolah sasaran akreditasi tahun 2022 karena melihat perpanjangan sertifikat akreditas berakhir Desember 2022, oleh karenanya digelar kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Persiapan Akreditasi sekaligus sosialisasi Kurikulum Prototipe Tahun 2022.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (15/01) ini bertempat di Ruang Perpustakaan dengan menghadirkan narasumber pengawas Pembina Pak Toto Raharjo,S.Pd, M.Pd sebagai pembicara, dan salah seorang guru penggerak dari SMAN 1 Sakra ibu Baiq Rohmi Masban,S.Pd yang diikuti oleh Kepala Sekolah, guru dan tenaga pendidik di lingkungan SMA Birrul Waalidain NWDI Rensing.
Acara ini dilaksanakan sebagai salah satu persiapan untuk menghadapi Penilaian Akreditasi Sekolah Tahun 2022.
Mengawali presentasi pengawas menyinggung terkait kurikulum prototipe dimana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyusun tiga opsi Kurikulum Nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Dalam hal ini, sekolah diberi kebebasan untuk menggunakan opsi sesuai kebutuhannya antara lain Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe, Pungkasnya.
Toto Raharjo menjelaskan ada 5 (lima) hal yang harus dipersiapkan, yaitu (1)mengadakan rapat Kepala Sekolah dengan melibatkan seluruh instansi terkait, komite, guru, dan wali murid (2) membentuk kepanitiaan (3) membuat SK Tim/Panitia (4) mempelajari perangkat/instrumen akreditasi, dan (5) mempersiapkan dokumen akreditasi, baik dokumen yang bersifat mutlak dan dokumen relatif.
Akreditasi sebelum tahun 2020 berbasis pada administrasi, sedangkan 2021 berbasis kinerja (performance) dimana bukti fisik terkait sarpras 15 % diambil dari data dapodik dan 85 % penilaian istrumen (kinerja) diambil dari komponen Mutu Sekolah (mutu lulusan, mutu pembelajaran, mutu guru, dan terakhir mutu manajemen yang terkait dengan manajemen Kepala Sekolah dan pengelolaan SNP, Pungkas Toto Raharjo.
Kepada seluruh peserta, Pengawas pembina meminta agar mempelajari dan melakukan telaah terhadap instrumen akreditasi seraya melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. “Bila terdapat kendala, kita akan menyelesaikannya bersama-sama,” tukas Toto Raharjo menutup materi sosialisasi.
Selanjutnya Baiq Rohmi selaku narasumber dengan materi Kurikulum Prototipe menyampaikan bahwa Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.
Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal).
Dalam Kurikulum Paradigma Baru, hal yang membedakan dan perlu diketahui adalah sebagai berikut: Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran, Fase Sekolah, Jumlah Jam Pelajaran, Asesmen Kolaboratif, Pendekatan Pembelajaran, Adanya Mata Pelajaran TIK di SMP, Mata Pelajaran IPAS, Tidak ada Program Peminatan di SMA, Presentase Kejuruan 70%. Jelas rohmi Menutup presentasinya.
#SMAMajuBersamaHebatSemua
#SaYaBisaHebat_LuarBiasa
#SMABirrulSMART