πΌπ₯ππ‘ ππ€π£ππ€π πππ¨ππ£π©π§ππ£, ππͺπππͺπ¨π¨ππ‘ππ’ : ππ’π₯ππ© πππ‘ πππ§π‘πͺ πΏππ₯ππ§π©ππππ’ πππππππ πππ£πͺπ£π©πͺπ© ππ‘π’πͺ
Rensing_Kegiatan apel rutin yang diadakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Birrul Walidain NWDI Rensing pada hari Senin, 5 Agustus 2024, berlangsung dengan penuh khidmat dan tertib. Apel ini dihadiri oleh sejumlah pengurus yayasan diantaranya Dewan Pembina H. Musannip,S.Ag, Sekretaris Umum Nuruddin,QH.,M.Pd dan Ketua II Ustadz H. Bakar Hamzah,QH,S.Ag, kepala-kepala sekolah/madrasah, dewan guru, serta mahasiswa PLP KKN Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).
Para santri dan santriwati yang tergabung dalam Forum OSIM/OSIS yayasan bertindak sebagai petugas upacara, dengan diiringi oleh penampilan grup drumband yang semakin menambah kekhidmatan acara dalam setiap gerakan dan lagu-lagu kebangsaan.
Hubbussalim, M.Pd.I, Kepala SMA Birrul Walidain NWDI Rensing, yang bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan yang mendalam terkait makna bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau mengingatkan betapa besar pengorbanan para pahlawan bangsa yang dengan tulus ikhlas berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Pengorbanan tersebut, yang melibatkan nyawa, darah, harta, dan tenaga, harus menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya para penuntut ilmu. Diantaran banyak para pahlawan tersebut satu diantaranya adalah Pahlawan Nasional asal NTB yakni maulanasyeikh TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang dianugerhi sebagai pahlawan nasional pada 9 November 2017 silam tentu apresiasi pemerintan ini tak lepas dari peran besar beliau tidak hanya dibidang pendidikan, sosial dan dakwah namun juga sebagai pelopor pergerakan kemerdekaan.
Hubbussalim juga menggambarkan bagaimana perjuangan para pahlawan dapat menjadi ibroh (pelajaran) bagi setiap santri-santriwati dalam menjalani proses menuntut ilmu. Beliau menekankan bahwa proses belajar sering kali membutuhkan pengorbanan dan ketekunan, jika kita ibaratkan seperti pensil yang hanya bisa digunakan dengan baik setelah diasah meskipun proses tersebut bisa menyakitkan. Beliau menguraikan bahwa setiap penuntut ilmu perlu menajamkan empat aspek utama dalam diri seorang penuntut ilmu agar bisa bermanfaat dan sukses di masa depan, yakni fisik, otak, jiwa, dan mental.
Fisik, menurut mantan Presiden Mahasiswa IAI Hamzanwadi Pancor ini, perlu dijaga dengan baik melalui asupan nutrisi yang seimbang, vitamin yang cukup, serta rutin berolahraga, istirahat cukup, tidur sesuai standar dan menjaga pola makan yang sehat. Seorang penuntut ilmu yang sehat secara fisik akan lebih mampu menghadapi tantangan belajar dan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Begitu juga dengan otak juga perlu diisi dengan hal-hal positif dan pengetahuan yang berguna. Hubbussalim menekankan pentingnya belajar dengan tekun dan memanfaatkan teknologi, seperti smartphone, untuk menambah referensi dan bacaan yang dapat mendukung proses belajar, ilmu sekarang dengan mudah didapatkan melalui smartphone, ilmu perlu di update, otak diupgrade dengan hal-hal baru, jadi penuntut ilmu tidak hanya update status di media sosial melain juga otak perlu diupdate dengan pengetahun baru. Penggunaan teknologi secara bijak dapat membuka akses ke sumber-sumber ilmu pengetahuan yang lebih luas dan memperkaya wawasan.
Selain itu Jiwa juga tak kalah pentingnya untuk dijaga. Hubungan vertikal dengan Allah harus terus ditingkatkan, salah satunya melalui ibadah yang rutin dan ikhlas. Kekuatan spiritual akan menjadi landasan yang kokoh bagi setiap penuntut ilmu dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam proses belajar, melalui ibadah ini maka jiwa akan tenang, ilmu dengan mudah diterima dan aktifitas yang lain pun akan lancar.
Terakhir, adalah mental perlu diasah dan dilatih. Salah satu caranya adalah dengan berani tampil di depan orang lain, seperti menjadi petugas upacara bendera, mengikuti lomba-lomba ketangkasan, atau kegiatan lain yang sesuai dengan bakat dan minat. Kegiatan-kegiatan ini akan membantu santri-santriwati untuk lebih percaya diri, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Hubbussalim menutup amanatnya dengan mengingatkan bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa usaha dan kerja keras. Kebiasaan bermalas-malasan dan tidak memanfaatkan waktu dengan baik hanya akan menjadi penghalang dalam meraih cita-cita. Oleh karena itu, setiap penuntut ilmu harus berkomitmen untuk terus belajar dan berusaha, mengambil pelajaran dari perjuangan para pahlawan, dan menajamkan empat aspek utama dalam dirinya untuk mencapai kesuksesan.
Apel rutin ini bukan hanya menjadi momen untuk menghormati para pahlawan, tetapi juga menjadi kesempatan bagi seluruh peserta untuk merenungkan kembali makna perjuangan dan pengorbanan dalam konteks kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia pendidikan.